habib ali kwitang dan soekarno

Haisemuanya ketemu lagi di channel osiyah nusantara, video kali ini aku mau menceritakan Kisah Habib Ali Kwitang Dan Soekarno.Habib Ali bin Abdurrahman Alha HabibAli Kwitang adalah salah seorang tokoh penyiar agama Islam tedepan di Jakarta pada abad 20. Ia juga pendiri dan pimpinan pertama pengajian Majelis Taklim Kwitang yang merupakan satu cikal-bakal organisasi-organisasi keagaaman lainnya di Jakarta. dbpedia-owl:alias: Habib Ali Kwitang; dbpedia-owl:birthDate: 1870-04-20 (xsd:date) dbpedia-owl TRIBUNJAMBICOM, JAKARTA- Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno disebut pernah bersembunyi di Masjid Al-Riyadh Kwitang bersama Habib Ali. Terutama saat zaman penjajahan Belanda. Masjid Al-Riyadh Dandi Jakarta beliau sempat mengkhatamkan 9 kitab di hadapan Habib Ali Al Habsyi. Sewaktu masih menjabat presiden, Gus Dur pernah hadir di Majelis Ta'lim Kwitang. Beliau datang ba'da shubuh tanpa pengawalan ketat dan Gus Dur duduk ikut pembacaan Asmaul Husna sampai selesai. AlHabib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Habib Ali Kwitang) sebelum akhir hayatnya pada tahun 1968 mengalami pingsan selama kurang lebih 40 hari. Beliau hanya berbaring di tempat tidurnya tanpa sadarkan diri. Usai Habib Ali al-Habsyi mandi dan berwudhu, beliau duduk di tempat tidurnya dan meminta dipakaikan pakaian kebesarannya yaitu jubah nhận xét học bạ theo thông tư 27 lớp 1. - Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945, selain terjadi karena desakan golongan muda juga terjadi atas pertimbangan Ulama. Habib Ali Kwitang merupakan sosok yang menentukan tanggal dan waktu proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi atau akrab disapa Habib Ali Kwitang merupakan salah satu ulama berpengaruh dan disegani dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Petuah beliau menjadi pedoman sekaligus motivasi keberanian para pendiri bangsa untuk mengambil keputusan-keputusan besar penuh penuturan Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zein bin Umar Sumaith, Presiden Soekarno sebelum memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, terlebih dulu menemui Habib Ali Kwitang untuk meminta pendapat mengenai tanggal dan waktu yang tepat untuk membacakan Habib Ali Kwitang menentukan agar proklamasi dibacakan pada 17 Agustus 1945 dan bertepatan dengan 9 Ramadhan. Habib Ali Kwitang lahir pada 20 April 1869 di Kampung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Habib Ali lahir dari pasangan Habib Abdurrahman dan Nyai Salmah, seorang putri kelahiran Meester Cornelis atau kawasan Jatinegara. Ayahnya, Habib Abdurrahman merupakan sahabat Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih, seorang wali kutub yang dimakamkan di pemakaman Boyo Putih, Surabaya. Selain itu, Habib Abdurrahman juga merupakan sahabat sekaligus ipar dari Raden Saleh 1816-1880 M.Ia juga pendiri dan pemimpin pertama Majelis Taklim Kwitang yang menjadi cikal-bakal pendirian organisasi keagamaan di Tanah Betawi dan ke Yaman hingga HaramainMengutip tulisan Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an, Ustadz Miftah el-Banjary, Habib Ali Kwitang berangkat ke Hadramaut untuk belajar agama pada usia 12 tahun. Saat di Hadramaut, Habib Ali tidak menyia-nyiakan waktu untuk menuntut menempuh berbagai tradisi keilmuan untuk memperdalam khazanah keislaman seperti seperti fikih, tafsir, sejarah, dan banyak lagi. Di samping itu, Habib Ali juga bekerja sebagai buruh penggembala kambing untuk memenuhi kebutuhan berguru kepada seorang alim besar di Kota Bogor, Habib Hasan bin Ahmad Alaydrus. Selain itu, Habib Ali juga belajar kepada cendekiawan yang buta, yaitu Habib Ahmad bin Hasan Alatas di Kota guru-guru lainnya yang mendidik Habib Ali selama di Hadramaut. Setelah belajar di Hadramaut, Habib Ali Kwitang kemudian melanjutkan pencarian ilmunya ke Tanah Suci Makkah dan dua kota ini, dia belajar agama kepada Mufti Makkah Imam Habib Husein bin Muhammad Alhabsyi, dan sejumlah ulama besar. Sebagai pencari ilmu, Habib Ali Kwitang tergolong murid yang memiliki kemampuan hafalan yang sangat tinggi. Setelah delapan tahun menuntut ilmu di Hadramaut dan Makkah, Habib Ali pun kembali ke Tanah Air untuk memulai tugas keulamaan, tepatnya pada 1889 Ali Al-Habsyi juga berkesempatan ke Al-Haramain dan meneguk ilmu dari ulama di sana. Di antara gurunya di sana adalah Habib Muhammad bin Husain Al-Habsyi Mufti Makkah, Sayyid Abu Bakar Al-Bakri Syatha ad-Dimyati pengarang I'aanathuth Thoolibiin yang masyhur, Syeikh Muhammad Said Babsail hingga Syeikh 'Umar kembali ke Tanah Air, Habib Ali Kwitang terus melanjutkan rihlah keilmuan ke ulama-ulama ternama. Beliau pernah berguru kepada Habib Husein bin Muchsin Alatas dan Habib Usman bin Yahya, seorang Mufti yang berada di Jakarta. Habib Ali Kwitang juga menimba ilmu kepada sejumlah habib terkenal yang ada di Bogor, Pekalongan, Surabaya, Bangil, dan Bondowoso.jqf loading...Presiden Soekarno, Habib Ali Al-Habsyi Kwitang dan Kiyai Mansur. Foto/Arsip Pustaka Lutfiyah Presiden RI pertama Ir Soekarno dan Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang, Jakarta adalah dua tokoh yang punya andil besar memperjuangkan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Bung Karno adalah salah satu Founding Fathers Indonesia bapak pendiri bangsa dan Habib Ali Al-Habsyi1870–1968 adalah tokoh ulama yang berjasa menetapkan hari dan tanggal proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Baca Juga Kedekatan Soekarno dengan Habib Ali Al-Habsyi patut diapresiasi karena telah berjasa memperjuangkan eksistensi bangsa ini. Kedua tokoh ini sering bertemu, dan Masjid Kwitang Masjid Al-Riyadh yang berlokasi di Jalan Kembang IV, Kwitang, Senen Jakarta Pusat menjadi Jumat Bersama di Masjid KwitangSiang itu, Jumat 13 November 1942 Masjid Kwitang sesak dipenuhi kaum muslimin. Tak seperti biasanya, Masjid tempat Habib Ali Al-Habsyi berdakwah itu kedatangan tamu istimewa, Soekarno dan beberapa tokoh pemimpin kala Pustaka Lutfiyah Ustaz Anto Djibril dalam koleksi arsipnya yang bersumber dari Koran Asia Raya mengabadikan momen sholat Jumat Soekarno dan sejumlah pemimpin di Masjid Kwitang. Perhatian para kaum muslimin pada hari itu luar biasa karena pemimpin bangsa di antaranya Ir Soekarno, Kiyai Mansur, Drs Hatta, Kiyai Wondoamiseno, Mr Samsudin sholat Jumat di dalam masjid tak ada tempat yang tidak diduduki kaum muslimin. Bahkan di luar masjid, di tangga-tangga sekelilingnya banyak orang yang sembahyang. Ketika itu Habib Ali Al-Habsyi bertindak sebagai khatib Pertama Habib Ali Al-Habsyi dengan Bahasa Indonesia Hari itu Jumat 13/11/1942, Habib Ali Al-Habsyi menyampaikan khutbah Jumat dengan Bahasa Indonesia. Khutbah berbahasa Indonesia ini pertama kali dilakukan Habib Ali. Biasanya beliau menyampaikan khutbah berbahasa Arab apabila menjadi khatib Jumat di Masjid Al-Riyadh itu. Habib Ali memulai khutbah Jumat dengan bahasa Indonesia agar Bung Karno bisa ikut menyampaikan khutbahnya di hadapan kaum muslimin. Inilah salah satu wujud penghargaan Habib Ali kepada Bung Karno. Setelah mengucap syukur kehadirat Allah dengan menyampaikan segala puji dan doa kepada-Nya, Habib Ali Al-Habsyi menyampaikan khutbahnya dengan ringkas. Berikut pesan Habib Ali-Habsyi "Sekarang kita sama-sama merasakan menginjak zaman baru. Kita harus memuji syukur kehadirat Allah subhanahu wata'ala yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada umat Islam Indonesia seluruhnya. Bahwa kita telah merasakan sendiri nikmat dan lezatnya perubahan-perubahan yang kita peroleh dan rasakan pada zaman baru ini. Sehingga perubahan itu sampai juga ke dalam urusan agama yang terbukti pada hari ini dan seterusnya kami akan berkhutbah dengan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia." Pesan Kiyai MansurKiyai Mansur yang berbicara atas nama Ir Soekarno menyatakan kegirangan hatinya atas perubahan pada masa sekarang ini, semua umat Islam senantiasa melakukan perintah Tuhan. Karena keyakinan dan ketabahan hati pada pesuruh Allah, kepada sekalian kaum muslimin dilimpahkan nikmat dan nikmat yang dikaruniakan Allah ini haruslah dijaga dan dipelihara pula nikmat persatuan tidak boleh diabaikan. Jika tidak pandai menjaga nikmat tadi, niscayalah kita akan menjadi hina dina dan Kiyai Mansur telah berbicara atas nama Ir Soekarno, akan tetapi kaum muslimin yang berada di dalam masjid nampaknya tidak merasa puas. Oleh karena itu dimintalah Bung Karno mengeluarkan beberapa patah Pesan Ir SoekarnoMemperkuatkan apa yang telah diuraikan dan diterangkan oleh Kiyai Mansur dan mengemukakan bahwa dalam pancaroba seperti sekarang ini perlu persatuan yang teguh-kuat yang harus dipelihara dengan apa yang diamanatkan oleh Nabi kita shallallahu 'alaihi wasallam kita lakukan, sudah tentu keluhuran bangsa kita bisa tercapai. Dulu, bangsa kita dipandang hina, akan tetapi kini setelah timbul perubahan, setelah kekuasaan Belanda dilenyapkan oleh balatentara Dai Nippon, bangsa Indonesia mendapat Karno menasehatkan supaya kaum muslimin jangan lagi seperti di masa Belanda dulu. Perkara kecil-kecil ditiup-tiup, satu sama lain tidak sesuai, tidak ada persatuan seolah-olah benteng keislaman kita tumbang dan Pustaka Lutfiyah-Ustaz Anto Djibril Baca Juga rhs loading...Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi atau dikenal dengan Habib Ali Kwitang lahir di Jakarta, 20 April 1870 merupakan tokoh ulama penentu hari dan tanggal kemerdekaan RI. Foto/Istimewa Ustaz Miftah el-BanjaryPakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'anFounding father para tokoh pendiri bangsa kita terdahulu tidak sembarangan menentukan hari dan tanggal Kemerdekaan Republik Indonesia RI. Meskipun buku-buku sejarah tak mencantumkan jasa besar para ulama dan habaib yang turut berperan sentral dibalik peristiwa monemental ulama dan petuah nasihat para habaib menjadi pedoman sekaligus motivasi keberanian para pendiri bangsa mengambil keputusan-keputusan besar penuh risiko. Sebab doa-doa merekalah yang menyertai setiap langkah perjuangan pendirian bangsa ini sehingga semua bisa dicapai dengan penuh satu tokoh habaib yang paling berpengaruh dan paling disegani Belanda dan menjadi ulama paling populer di masa awal kemerdekaan adalah Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang. Baca Juga Beliau juga pioner, orang yang pertama kali mempopulerkan sistem pengajian majelis taklim di Indonesia dengan Islamic Center Indonesia di Kwitang Jakarta yang dihadiri ribuan jamaah di awal kemerdekaan Indonesia. Sehingga hari ini majelis pengajian populer dan menjamur di seluruh Soekarno dalam banyak langkah mengambil keputusan besar, termasuk menentukan hari dan tanggal Kemerdekaan RI seringkali berdiskusi dan meminta pendapat para ulama di antaranya Habib Ali ditentukanlah hari penuh berkah pada hari Jumat pagi pada tanggal 17 Agustus 1945 yang juga bertepatan dengan 17 Ramadhan. Tentu, kesesuaian ini bukan semata karena kebetulan atau kecocokan tanpa sengaja, melainkan atas dasar petunjuk istikharah, isyarat kewalian serta doa dari para ulama dan sejarah yang begitu sangat pentingnya, justru terus dikaburkan oleh kelompok nasiolis-sekuleris bahwa kemerdekaan hanya semata desakan para pemuda yang ingin segera merdeka, tanpa pernah melihat aspek sosiologis-spritualitas paling sentral yang juga terjadi menyertai dibalik semua peristiwa monemental itu. Baca Juga Siapa Habib Ali Al-Habsyi Kwitang?Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi atau dikenal dengan nama Habib Ali Kwitang lahir di Jakarta, 20 April 1870 dan wafat di Jakarta pada 13 Oktober 1968 pada umur 98 tahun. Beliau adalah salah seorang tokoh ulama terdepan di Jakarta pada abad 20. Ia juga pendiri dan pimpinan pertama pengajian Majelis Taklim Kwitang yang merupakan cikal-bakal berdirinya organisasi-organisasi keagaaman lainnya di Jakarta dan adalah seorang ulama keturunan Sayyid yang hidup zuhud, sementara ibunya adalah seorang wanita salehah putri seorang ulama Betawi. Ayahnya meninggal dunia saat Habib Ali masih usianya mencapai sekitar 11 tahun, ia berangkat ke Hadramaut untuk belajar agama. Tempat pertama yang ditujunya ialah Rubath Habib Abdur Rahman bin 'Alwi al-Aydrus. Di sana beliau menekuni belajar dengan para ulamanya. Di antara guru beliau ialah Habib 'Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Hasan bin Ahmad al-'Aydrus, Habib Zain bin Alwi Ba'Abud, Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas dan Syeikh Hasan bin Awadh. Habib Ali Al-Habsyi juga berkesempatan ke Al-Haramain dan meneguk ilmu dari ulama di sana. Di antara gurunya di sana adalah Habib Muhammad bin Husain Al-Habsyi Mufti Makkah, Sayyid Abu Bakar Al-Bakri Syatha ad-Dimyati, pengarang I'aanathuth Thoolibiin yang masyhur Syeikh Muhammad Said Babsail, Syeikh 'Umar Hamdan. Baca Juga rhs home presiden soekarno Dunia Islam Jum'at, 13 Agustus 2021 - 0500 WIB Presiden RI pertama Ir Soekarno dan Habib Ali Al-Habsyi Kwitang, Jakarta adalah dua tokoh yang punya andil besar memperjuangkan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Dunia Islam Kamis, 12 Agustus 2021 - 1825 WIB Tak berlebihan kiranya jika kita mengagumi sosok Ir Soekarno. Kedekatannya dengan Habib Ali Al-Habsyi Kwitang menjadi berkah tersendiri bagi beliau dan juga bangsa Indonesia. Dunia Islam Sabtu, 03 Juni 2023 - 1900 WIB Presiden Joko Widodo berpesan kepada petugas haji Indonesia agar bekerja secara profesional dan ikhlas dalam membantu jemaah. Para petugas haji diingatkan agar tidak salah niat. Dunia Islam Selasa, 10 Agustus 2021 - 1137 WIB Kisah makam Imam Bukhari melibatkan nama Presiden Pertama Indonesia, Sukarno. Kisahnya diceritakan dalam buku Dunia dalam Genggaman Bung Karno. Hanya saja, banyak yang meragukan kebenaran kisah tersebut. Dunia Islam Jum'at, 07 Mei 2021 - 1808 WIB Hanya dalam hitungan akan berpisah dengan bulan suci Ramadhan 1422 H. Momen 10 hari terakhir memiliki keutamaan yang sangat besar untuk mengoptimalkan ibadah. Dunia Islam Rabu, 11 Agustus 2021 - 1427 WIB Dalam sejarah dunia Islam, Mustafa Kemal Ataturk terkenal bukan karena posisinya sebagai presiden pertama Turki, melainkan sosok kontroversial dan tokoh sekuler yang menghilangkan syariat dan syiar Islam di Turki. Dunia Islam Senin, 12 April 2021 - 1813 WIB Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi mengatakan bahwa Wakil Presiden Maruf Amin menaruh perhatian terhadap pelaksanaan ibadah di Bulan Ramadhan kali ini. Dunia Islam Rabu, 12 Oktober 2022 - 1515 WIB Presiden Joko Widodo Jokowi membuka Musabaqah Tilawatil Quran MTQ Nasional XXIX 2022 yang digelar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dunia Islam Sabtu, 03 Juni 2023 - 1755 WIB Presiden Joko Widodo Jokowi meminta jemaah haji menjalankan ibadah di Tanah Suci dengan baik. Sebab tidak semua memiliki kesempatan untuk beribadah haji. Dunia Islam Kamis, 11 Mei 2023 - 1708 WIB Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi sungguh megah. Bukan hanya penduduk setempat yang terpikat oleh kemegahannya. Wisatawan asing pun terpana. Dunia Islam Kamis, 14 Oktober 2021 - 1621 WIB Membaca Al-Quran dengan fasih bagi kalangan biasa, mungkin sudah biasa. Tetapi jika yang membacanya adalah seorang presiden tentu menjadi luar biasa. Berikut presiden yang fasih membaca Al-Quran. Dunia Islam Jum'at, 11 Maret 2022 - 1323 WIB Lokasi makam Imam Bukhari berhasil ditemukan lagi meski dalam keadaan terlantar. Untuk menyambut dan menyenangkan hati Sukarno, makam perawi hadis terkemuka itu direnovasi. Dunia Islam Minggu, 13 Maret 2022 - 0331 WIB Ada Masjid Sukarno di Rusia, tepatnya di Sankt Peterburg, kota kedua terbesar di negeri Beruang Merah itu. Kini, pemerintah setempat menyiapkan Rp4,9 miliar untuk merestorisasi masjid tersebut. Dunia Islam Rabu, 09 Juni 2021 - 0500 WIB Ada yang yang berpendapat pemberian nama itu sebenarnya merujuk pada hadis Nabi. Kita semua akan dipanggil sesuai dengan namanya, maka berilah nama yang baik. Nama-nama yang islami. Hikmah Senin, 18 November 2019 - 2213 WIB Dalam sebuah kunjungan terjadilah diskusi menarik antara Prof DR H Kadirun Yahya, Msc &ndashseorang angkatan 1945, ahli sufi, ahli fisika dan metafisika dan pernah sebagai Rektor Universitas Panca Budi, Medan&ndash dengan Presiden pertama Soekarno. Dunia Islam Rabu, 13 April 2022 - 1802 WIB Presiden DMDI Tun Sri Setia DR H Mohd Ali bin Mohd Rustam mengukuhkan jabatan Wakil Presiden DMDI kepada mantan Wakapolri Komjen Pol Purn Dr HC H Syafruddin di Melaka, Rabu 13/4/2022. Dunia Islam Senin, 20 Desember 2021 - 1108 WIB Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj mendukung penuh program Wakaf Gotong Royong pendirian masjid Indonesia di London. Kiai Said mengaku akan segera berkoordinasi dengan Presiden Jokowi, Wakil Presiden KH. Maruf Amin dan Menteri Luar Negeri Menlu Retno L Marsudi. Dunia Islam Selasa, 20 April 2021 - 1928 WIB Langgar Gipo di Kota Surabaya dulu sering dijadikan sebagai tempat pertemuan para tokoh nasional seperti HOS Tjokroaminoto dan Ir Soekarno bersama tokoh NU. Tausiyah Rabu, 01 April 2020 - 0515 WIB Dai lulusan Hadramaut Yaman, Syeikh Fikri Thoriq mengingatkan agar umat Islam tidak saling menyalahkan dan tidak berputus asa dari rahmat Allah Taala. Tausiyah Rabu, 01 April 2020 - 1446 WIB Produk-produk ijtihad Fiqih dan fatwa yang memberi banyak kelonggaran dan keringanan beribadah banyak kita dapatkan di masa Pandemi Covid 19 ini. JAKARTA - Sebagai pewaris para nabi, ulama memiliki tugas untuk menyiarkan agama Islam. Ke hidupannya dibaktikan untuk menyampaikan pesan takwa kepada masyarakat. Sehingga, mereka memahami kebaikan dan keburukan. Dakwahnya menginspirasi masyarakat sekitar, menanamkan akhlak, ilmu, dan iman. Karena itu, para ulama telah banyak berperan dalam menyebarkan syiar Islam di belahan nusantara, termasuk di kalangan masyarakat Betawi di Ibu Kota Jakarta. Salah satu ulama yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Betawi adalah Habib Ali Alhabsyi 1870-1968 di Kwitang. Selama hidupnya, Habib Ali kerap berdakwah di tengah ribuan orang yang haus akan spiritual. Beliau adalah pendiri dan pimpinan pertama Majelis Taklim Habib Ali Alhabsyi. Dalam buku Sumur yang tak Pernah Kering dijelaskan, sang alim telah banyak memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan umat, bangsa, dan negara. Dia tampil sebagai cendekiawan yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di mancanegara. Kelahiran Nama lengkapnya adalah Ali bin Abdur rahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husein Alhabsyi. Ulama keturunan Nabi Muhammad ini lahir pada 20 April 1869 M di Kampung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Habib Ali lahir dari pasangan Habib Abdurrahman dan Nyai Salmah, seorang putri kelahiran Meester Cornelis atau kawasan Jatinegara. Ayahnya, Habib Abdurrahman merupakan sahabat Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih, seorang wali kutub yang dimakamkan di perkuburan Boyo Putih, Surabaya. Selain itu, Habib Abdurrahman juga merupakan sahabat sekaligus ipar dari Raden Saleh 1816-1880 M. Setelah bertahun-tahun menikah, Habib Abdurrahman dan Nyai Salmah belum juga diberi keturunan. Pada suatu waktu, Nyai Salmah kemudian bermimpi menggali sumur yang airnya melimpah ruah hingga membanjiri sekelilingnya. Lalu, diceritakanlah mimpi itu kepada sang suami. Setelah mendengar mimpi istrinya itu, Habib Abdurrahman langsung menceritakannya kepada Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih. Kemudian, Habib Syekh menjelaskan, mimpi tersebut sebagai tanda akan la hirnya seorang putra yang saleh dan ilmunya akan melimpah ruah berikut keberkahannya. Tak lama kemudian, mimpi tersebut men jadi kenyataan. Nyai Salmah mengandung dan lahirlah seorang putra yang kelak akan menjadi tokoh berpengaruh, yaitu Habib Ali bin Adurrahman Alhabsyi. Habib Ali memiliki adik kandung bernama Habib Abdul Qadir Alhabsyi. Pada 1881, Habib Abdurrahman dipanggil oleh Allah. Saat itu Habib Ali baru menginjak usia 12 tahun. Sebelum wafat, Habib Abdurrahman sempat berwasiat kepada Nyai Salmah agar Habib Ali disekolahkan ke Hadramaut dan Makkah. Untuk mengirim putranya ke luar negeri, tentu membutuhkan biaya yang cukup be sar. Namun, Nyai Salmah tetap menunaikan wasiat dari suaminya tersebut. Untuk memberangkatkan Habib Ali ke Hadramaut, Nyai Salmah sampai menjual gelang perhiasan satu-satunya. Masa belajar Di usianya yang masih 12 tahun, Habib Ali pun berangkat ke Hadramaut atau Yaman Selatan. Kota pertama yang dikunjunginya adalah Sewun untuk berguru kepada Habib Abdurrahman bin Alwi al- Alaydrus. Saat di Hadramaut, Habib Alhabsyi tidak menyia-nyiakan waktu mudanya untuk menuntut ilmu. Berbagai tradisi keilmuan dilahapnya, seperti fikih, tafsir, sejarah, dan banyak lagi. Di samping itu, Habib Ali juga bekerja sebagai buruh penggembala kambing untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dia berguru kepada seorang alim besar di Kota Boor, Habib Hasan bin Ahmad Alaydrus. Selain itu, Habib Ali juga belajar kepada cendekiawan yang buta, yaitu Habib Ahmad bi Hasan Alatas di Kota Huraidhoh. Banyak guru-guru lainnya yang mendidik Habib Ali selama di Hadramaut. Setelah belajar di Hadramaut, Habib Ali Kwitang kemudian melanjutkan pencarian ilmunya ke Tanah Suci Makkah dan Madinah. Di dua kota ini, dia belajar agama ke pada Mufti Makkah Imam Habib Husein bin Muhammad Alhabsyi, dan sejumlah ulama besar. Sebagai pencari ilmu, Habib Ali Kwitang tergolong murid yang cerdas. Dia memiliki kemampuan menghafal yang sa ngat tinggi. Setelah delapan tahun menun tut ilmu di Hadramaut dan Makkah, Habib Ali pun kembali ke Tanah Air untuk memulai tugas keulamaan, tepatnya pada 1889 M. Setiba di Tanah Air, Habib Ali Kwitang kembali menuntut ilmu kepada sejumlah ulama sehingga ilmu agama yang didapatkan dari luar dapat disesuaikan dengan kekhasan Islam yang ada di nusantara. Guru-gurunya di nusantara antara lain Habib Husein bin Muchsin Alatas dan Habib Usman bin Yahya, seorang Mufti yang berada di Jakarta. Habib Ali Kwitang juga menimba ilmu kepada sejumlah habib terkenal yang ada di Bogor, Pekalongan, Surabaya, Bangil, dan Bondowoso. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

habib ali kwitang dan soekarno